Saturday, February 22, 2014

POROSITAS BATUGAMPING SEBAGAI RESERVOIR HIDROKARBON

POROSITAS BATUGAMPING SEBAGAI RESERVOIR MINYAKBUMI Batuan karbonat adalah salah satu bagian penting dari geologi. Dalam industry, batuan jenis ini juga sangat luas pemanfaatannya. Mulai dari perindustrian yang menggunakan batuan karbonat langsung sebagai bahan utama seperti pada industry pupuk dolomit, hingga batuan karbonat sebagai perantara atau media seperti dalam industry minyak dan gas bumi atau hidrokarbon. Batuan jenis karbonat juga berperan penting dalam system air tanah, utamanya didaerah karst yang memiliki banyak simpanan air tanah. Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi, temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya. Sehingga batuan reservoir adalah batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon
Bentuk reservoir terumbu
Pada umumnya dapat dibedakan menjadi 3 macam reservoir terumbu, yaitu: Terumbu yang bersifat ' fringing ' atau merupakan suatu bentuk yang memanjang di lepas pantai. Terumbu yang bersifat terisoler di sana-sini, yang sering disebut sebagai suatu ' pinnacle ' atau ' patch reef ' atau secara tepat dikatakan sebagai bioherm, yang muncul di sana-sini sebagai bentuk kecil secara tidak teratur. Terumbu yang berbentuk linier, atau sebagai penghalang ( barrier ) biasanya berbentuk mamanjang sering kali cukup besar serta memperlihatkan suatu asimetri dan biasanya terdapat pada pinggiran suatu cekungan.
Terumbu tiang
Lapangan yang bersifat terumbu tiang ( pinnacle ) ditemukan di Libya yaitu lapangan Idris dalam cekungan Sirte yang didapatkan dari suatu terumbu berumur paleosen. Contoh yang baik untuk terumbu tiang sebagai reservoir ialah yang didapatkan baru-baru ini di Irian Jaya, yaitu lapangan minyak Kasim dan Jaya. Lapangan Kasim-Jaya merupakan suatu akumulasi dalam kulminasi terumbu yang tumbuh di atas suatu kompleks terumbu yang merupakan suatu landasan. Bentuk terumbu Kasim-Jaya itu terdiri daripada batuan karbonat berenergi tinggi yang panjangnya 7 km dan lebarnya 2.5-3.5 km dan mempunyai ketinggian atau relief vertikal 760 m di atas landasan tempat terumbu itu tumbuh. Contoh lain daripada batuan reservoir ini ialah di dalam Formasi Baturaja di laut Jawa sebelah Barat yaitu lapangan minyak kitty yang menghasilkan minyaknya dari terumbu batugamping.
Gamping klastik
Gamping klastik sering juga merupakan reservoir yang sangat baik, terutama dalam asosiasinya dengan oolit, dan sering disebut sebagai kalkarenit. Jadi jelas, bahwa batuan reservoir yang terdapat di dalam oolit itu merupakan pengendapan berenergi tinggi dan didapatkan dalam jalur sepanjang pantai dengan arus gelombang kuat. Porositas yang didapatkan biasanya ialah jenis porositas intergranular, yang kadang-kadang diperbesar oleh adanya pelarutan. Batuan reservoir oolit terdapat misalnya di cekungan Illinnois ( Amerika Serikat ), dimana terdapat oolit dalam gamping yang berumur karbonat. Lapisan oolit ini disebut McClosky sand. Batuan ini terdiri daripada oolit yang kadang-kadang bersifat dolomit. Contoh yang paling penting adalah di Saudi Arabia yaitu dari Formasi Arab berumur jura muda, terutama dari anggota D.
Dolomit
Dolomit merupakan batuan reservoir yang jauh lebih penting dari jenis batuan karbonat lainnya. Harus di ingat pula, bahwa kebanyakan dari batuan karbonat seperti oolit ataupun terumbu sedikit banyak pula telah ikut didolomitasikan. Cara terjadinya dolomit ini tidak begitu jelas, tetapi pada umumnya dolomit ini bersifat sekunder atau sedikit banyak terbentuk setelah proses sedimentasi. Salah satu teori yang menyebutkan pembentukan porositas pada dolomit yaitu porositas timbul karena dolomitisasi batuan gamping sehingga molekul kalsit diganti dengan molekul dolomit, dan karena molekul dolomit lebih kecil daripada molekul kalsit maka hasilnya akan merupakan pengecilan volume sehingga tidak timbulah rongga-rongga.dolomit biasanya mempunyai porositas yang baik berbentuk sukrosit yaitu berbentuk menyerupai gula pasir. Rupa-rupanya dolomit ini terbentuk karena pembentukan kristal dolomit yang bersifat euhedron dan tumbuh secara tidak teratur diantara kalsit.
POROSITAS
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu batuan reservoir adalah harus mempunyai kemampuan untuk menampung dan mengalirkan fluida yang terkandung di dalamnya. Dan hal ini dinyatakan dalam bentuk permeabilitas dan porositas. Porositas dan permeabilitas ini sangat erat hubungannya sehingga dapat dikatakan bahwa permeabilitas adalah tidak mungkin tanpa porositas walaupun sebaliknya belum tentu demikian, karena batuan yang bersifat porous belum tentu mempunyai sifat kelulusan terhadap fluida yang melewatinya. Porositas merupakan ukuran ruang-ruang kosong dalam suatu batuan. Secara definitive porositas merupakan perbandingan antara volume ruang yang terdapat dalam batuan yang berupa pori-pori terhadap volume batuan secara keseluruhan, biasanya dinyatakan dalam fraksi. Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Porositas absolut, adalah persen volume pori-pori total terhadap volume batuan total
2. Porositas efektif, adalah persen volume pori-pori yang saling berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume).
Disamping itu menurut waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Porositas primer, adalah porositas yang terbentuk pada waktu batuan sedimen diendapkan.
2. Porositas sekunder, adalah porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan sedimen terendapkan.
Menurut para ahli, batugamping yang terdolomitasi mempunyai porositas yang lebih besar dari pada batugamping sendiri. Besar-kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : ukuran butir, sortasi (semakin baik sortasinya, semakin baik porositasnya), susunan butir (susunan butir berbentuk kubus mempunyai porositas lebih baik dibandingkan bentuk rhombohedral), kompaksi, dan sementasi. Batugamping sebagai reservoir sangat lebih tergantung dari permeabilitasnya, selain itu juga porositas mengontrol penyimpanan hidrokarbon. Beberapa batugamping memiliki porositas besar tetapi memiliki permeabilitas rendah, maka dari itu porositas efektif sangat penting untuk reservoir hidrokarbon. Porositas pada batugamping agak berbeda dengan batupasir. Porositas pada batugamping cukup bervariasi tetapi cukup rendah dibanding dengan batupasir. Reservoir batuan karbonat hanya memiliki porositas 5 – 10%, sedangkan batupasir memiliki 15-30%. Kebanyakan porositas pada batupasir adalah porositas primer. Sedangkan pada batugamping memiliki porositas diagenesa origin, atau sekunder.
chaquette&pray,1970 classification
Fabric selective ditentukan berdasarkan unsur fabric dalam batuan seperti butiran dan kristal. Sedangakn non fabric selective ditentukan pada kenampakan fabric pada batuan seperti fracture porosity.
Intergranular porosity intragranular porosity Vuggy porosity
1. Intergranular (interparticle) porosity Porositas ini terbentuk saat terjadi pengendapan. Selain itu dapat juga terbentuk dari disolusi matriks, atau semen.
2. Intragranular porosity Porositas ini berada dalam butiran terutama pada material skeletal.
3. Intercrystalline porosity Merupakan porositas yang terdapat antar Kristal. Biasa terjadi saat penggantian dolomite atau pada endapan evaporit yang terreklistalisasi menjadi batugamping
Intercrystalline porosity
Moldic porosity
4. Mouldic porosity Suatu bentuk porositas sekunder, yang dikembangkan oleh pembubaran preferensial fragmen cangkang atau partikel lain, untuk meninggalkan ruang kosong yang sebelumnya ditempati oleh partikel
5. Fenestral porosity Porositas dikembangkan di karbonat karena adanya fenestrae. Batuan dengan porositas fenestral tidak akan membentuk batuan reservoir yang baik kecuali fenestrae yang saling berhubungan untuk memungkinkan permeabilitas yang baik yang akan didirikan.
Fracture porosity
6. Shelter porosity Jenis porositas interparticle primer diciptakan oleh efek berlindung yang relatif besar.
7. Channel porosity terjadi karena disolusi dari batugamping oleh air formasi.
8. Grwoth or framework porosity pori ruang antara kerangka kaku kerangka karbonat, seperti dalam karang
9. Fracture porosity berkaitan dengan adanya system patahan atau strukturyang dibentuk oleh tegangan tektonik dari batuan
10. Vuggy porosity Ini adalah porositas sekunder yang dihasilkan oleh pembubaran fitur besar (seperti macrofossils) dalam batuan karbonat meninggalkan lubang besar, vugs, atau bahkan gua.
11. Cavern porosity skala besar disolusi batuan untuk menghasilkan orang-ukuran atau pori-pori yang lebih besar
12. Breccia porosity batu terdiri dari fragmen yang tajam tertanam dalam matriks halus (seperti pasir atau tanah liat), yaitu kelanjutan porositas rekahan, dan memiliki tegangan tektonik batuan atau disolusi
DAFTAR PUSTAKA
http://sepmstrata.org/carbporositygallery/pages/016-Intercrystalline-Porosity.html
http://www.geo2all.com/vb/showthread.php?5111-Basic-porosity-types
http://sepmstrata.org/carbporositygallery/pages/026-Shelter-Porosity.html
http://www.encyclopedia.com/doc/1O13-ChoquetteandPrayclassfctn.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Porosity
Tucker, Maurice. 1990. Carbonate sedimentology. Marston Book Service : Oxon
TEKNIK RESERVOIR MINYAKBUMI
2011